Senin, 02 Mei 2011

Penjelasan Risiko Audit

Gak tau kenapa saya sudah mulai tertarik akan yang namanya audit. Setelah dipelajari dan dibahas dalam kasus yang dibantu ama bimbingan dosen, saya ngerasa kalau audit itu tidaklah sesulit yang selama ini saya bayangkan. Kelas saya kembali mendapat tugas kasus, kali ini dosennya ngasi kasus mengenai audit risk.

berikut ada beberapa kondisi yang berpengaruh terhadap risiko audit, anda diminta untuk mengidentifikasikan setiap kondisi tersebut termasuk jenis risiko audit yang mana dan berikan alasan mengapa anda menetapkan risiko jenis tersebut.
  1. ketergantungan pemakai eksternal terhadap laporan keuangan 
  2. kemungkinan klien menghadapi ancaman kesulitan keuangan
  3. karakter sistem akuntansi klien
  4. banyaknya transaksi non-rutin
  5. keterbatasan waktu yang tersedia untuk audit
  6. kerentanan terhadap fraud (kecurangan)
  7. banyaknya transaksi yang harus diuji
  8. kesediaan auditor dalam menanggung beban risiko
  9. integritas manajemen perusahaan
  10. pembatasan audit oleh klien

untuk menjawab hal diatas harus dipahami terlebih dahulu bahwa risiko audit terbagi menjadi 3, yaitu:
  • risiko bawaan (inheren risk) adalah risiko yang dapat dideteksi pada saat auditor melakukan negosiasi dengan pihak klien mengenai dia menerima atau menolak tawaran untuk melakukan audit.
  • risiko pengendalian (control risk) adalah risiko yang dapat dideteksi pada saat auditor melakukan riview pengendalian internal perusahaan yang akan dia audit.
  • risiko deteksi (detektion risk) adalah risiko yang dapat dideteksi pada saat auditor sedang melakukan proses pengauditan terhadap perusahaan yang diaudit tersebut. audit deteksi terbagi menjadi 2, yaitu sampling dan non-sampling.

penjelasan setiap peristiwa:
  1. termasuk inheren risk, karena terdeteksi pada saat negosiasi. auditor pasti bertanya kepada pihak perusahaan terlebih dahulu, laporan keuangan dan laporan audit digunakan untuk apa?
    contohnya.
    laporan keuangan dan laporan audit akan digunakan sebagai lampiran SPT maka risikonya tinggi dan bisa saja auditor dituduh bekerja sama dengan pihak perusahaan dalam menggelapkan pajak terutang.
    contoh lainnya.
    pada pemberian kredit juga ditanyakan kepada pihak bank yang akan memberikan kredit kepada perusahaan tersebut. Pada umumnya bank melihat jaminan berupa aktiva karena bank akan melakukan analisis laporan keuangan untuk melihat pengalaman masa lalu perusahaan tersebut dan menganalisis proposal permohonan kredit untuk melihat harapan perusahaan di masa depan.
    untuk melihat jumlah aset maka bank akan memeriksa laporan keuangan meskipun terkadang bank memberikan persetujuan pinjaman dengan cara pertemanan (conection) karena sudah adanya unsur kepercayaan antara pertemanan tersebut.
  2. termasuk inheren risk, karena biasanya auditor mengetahui kalau klien sedang menghadapi ancaman kesulitan keuangan dari laporan keuangan yang disodorkan perusahaan pada saat auditor mempertimbangkan untuk menerima atau menolak job untuk mengaudit tersebut (masa negosiasi).
  3. control risk, karena dapat diketahui pada saat auditor melakukan riview pengendalian internal 
  4. sampling risk, karena transaksi yang non-rutin bersifat heterogen sehingga harus mengambil sampel dalam jumlah yang banyak untuk dapat mewakilinya.
    misalnya terdapat 10 jenis transaksi, maka setiap kelompok harus diambil sampel dan setiap sampel yang diambil harus bisa mewakili kelompok yang ada.
  5. sampling risk, karena dengan terbatasnya waktu yang disediakan maka pihak auditor akan mengambil sampel yang sedikit juga yang penting bisa mewakili saja. padahal mungkin saja untuk dapat mengurangi risiko, audit bisa menambah jumlah sampel yang diuji. sehingga dengan pengambilan sampel yang mewakili itu bisa saja kecurangan tidak bisa terdeteksi.
  6. kolusi memang membuat sistem tidak berdaya karena sistem membuat pemisahan sehingga dapat terjadi internal check. akan tetapi apabila ada kolusi maka pemisahaan tidak dapat dilakukan. dalam peristiwa ini dapat diketahui pada saat riview pengendalian internal.
  7. sampling risk, karena populasi yang luas maka untuk menekan risiko sehingga menambah sampel, dengan bertambahnya sampel maka bertambah pula waktu yang dibutuhkan untuk pengujian, maka biaya pun bertambah sehingga hal tersebut dapat mengurangi marjin laba auditor.
  8. termasuk kedalam audit risk, yaitu ketiga jenis audit diatas, karena dalam setiap tahap memerlukan kesediaan auditor dalam menanggung risiko apabila auditor ingin melanjutkan pekerjaan tersebut.
  9. inheren risk, apabila manajemen diragukan karena reputasi yang tidak baik seperti pernah terlibat korupsi, penipuan, maka integritas manajemen rendah sehingga membuat risiko audit menjadi tinggi. untuk itu setiap auditor harus update terhadap informasi mengenai manajemen perusahaan khususnya kliennya.
  10. termasuk inheren risk, karena pembatasan disini berupa pembatasan yang diterima auditor sehingga auditor mau mengauditnya. apabila risiko dari pembatas ini tinggi, biasanya auditor menolak pekerjaan tersebut karena pembatasan tersebut mengandung kesalahan material.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar